Tangerangsatu.com – Di tengah maraknya restoran mewah yang bertebaran di Kota Tangerang, Mas Bejo (45), seorang penjual nasi goreng legendaris di Jalan Kisamaun, Babakan, tetap bertahan dengan gerobak sederhananya.
Meski kondisi kota sudah jauh berubah dan dipenuhi dengan berbagai restoran modern, usaha Mas Bejo tidak dimakan zaman, bahkan bertahan selama 34 tahun.
“Saya mulai jualan di sini sejak Tangerang masih sepi, belum banyak restoran besar. Sekarang, di mana-mana ada restoran mewah, tapi gerobak saya masih sama, terbuat dari kayu berkualitas yang awet sampai sekarang,” ungkap Mas Bejo saat berbagi cerita tentang perjalanan usahanya.
Bukan hal mudah bagi Mas Bejo untuk terus bertahan di tengah ketatnya persaingan bisnis kuliner. Namun, berkat ketekunan dan kesetiaan pelanggannya, ia bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang yang baik, serta membangun rumah untuk keluarganya.
“Jatuh bangun sudah saya rasakan, tapi dengan kerja keras, hasilnya tidak pernah mengkhianati,” kata Bejo, mengenang masa-masa sulitnya.
Gerobak kayu sederhana miliknya menjadi simbol perjuangan dan konsistensi di tengah perubahan zaman.
Bukan hanya soal rasa, tetapi juga nilai kehangatan yang ditawarkan Mas Bejo melalui sajian nasi gorengnya yang sudah menjadi favorit warga sekitar.
Pelanggannya tidak hanya datang dari Tangerang, tetapi juga dari luar kota, yang penasaran ingin mencoba nasi goreng khas gerobak kayu miliknya.
Mas Bejo adalah contoh nyata bagaimana usaha kuliner jalanan tetap dapat bersaing dan bertahan meskipun dikelilingi restoran-restoran modern.
Bagi banyak orang, nasi goreng Mas Bejo bukan sekadar makanan, tetapi sebuah cerita perjuangan hidup yang memberi inspirasi.