x

Lembaga Kajian Keagamaan Unpam Menggelar Seminar Keagamaan Pendidikan Akhlak Generasi Muda

waktu baca 3 minutes
Selasa, 20 Mei 2025 06:17 0 115 Redaksi

Tangerangsatu.com, Pamulang – “Jamaah…oh jamaah…Alhamdulilah,” seru Ustadz M. Nur Maulana seorang Da’i Nasional dan Pengisi Acara Islami di Trans TV kepada seluruh peserta Seminar Nasional Keagamaan dengan judul Membangun Peradaban Religius dan Humanis Melalui Pendidikan Akhlak Generasi Muda pada Kamis (15/5/2025) di Kampus 2 Viktor Auditorium H. Darsono Universitas Pamulang.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Lembaga Kajian Keagamaan Universitas Pamulang (LKK-Unpam) untuk mewujudkan visi-misi Unpam yang humanis dan religius. Membentuk pribadi-pribadi yang memiliki ilmu dan akhlak mulia.

Seminar ini menghadirkan dua narasumber yaitu Ustadz M. Nur Maulana seorang Da’i Nasional dan Pengisi Acara Islami di Trans TV dan Prof. Dr. Suwito, M.Ag dari UIN SAIZU Purwokerto Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan.

Dalam penyampaiannya, Ustadz Maulana, begitu ia disapa, bahwa banyak orang berilmu tapi tidak berakhlak. “Orang yang beriman dan berilmu dan mempunyai akhlak mulia akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT,” terangnya.

Ustadz Maulana melanjutkanm bahwa ada yang pintar tapi sombong. Orang sombong itu seperti Iblis. “Kata Iblis saya lebih baik dari pada Nabi Adam. Karena kesombongannya itu Iblis tidak berakhlak,” ujarnya.

Manusia juga sebagai pemimpin (khalifah) di muka bumi. Oleh sebab itu tujuan hidupnya ada tiga. “Tujuan hidupnya tidak hanya beribadah, tapi tapi juga sebagai khalifah yang mengurusi umat. Kita diciptakan untuk menjadi hebat. Kalian harus menjadi pemimpin hebat ya semua,” katanya di hadapan seluruh mahasiswa Unpam.

Ada tujuh ilmu yang bisa dikuasai dari para Nabi. “Kita bisa belajar dari Nenek moyang Nabi Adam, seperti belajar dari Nenek kita tentang akhlak, belajar keterampilan dari kisah Nabi Nuh, belajar manajemen keuangan dari kisah Nabi Yusuf tentang manajemen keuangan, belajar Kesehatan dari kisah Nabi Isa, belajar bahasa dari kisah Nabi Sulaiman, belajar kepemimpinan dari Nabi Musa, kita bisa belajar agama dari kisah Nabi Ibrahim,” ungkap Ustadz Maulana.

Narasumber ke-dua disampaikan oleh Prof. Suwito tentang peradaban menurut para ahli. “Menurut Nobert Elias bahwa bahwa peradaban proses historis yang panjang yang membentuk pola pengendalian diri, etika sosial dan hubungan manusia yang teratur,” ujarnya.

Sedangkan menurut Imam al-Ghazali, lanjut Prof. Suwita, bahwa peraadaban itu dari dalam, dari individu-individu. “Aspek dari diri-sendiri, pilarnya ilmu dan akhlak, tidak mengandung ekstrimitas, pemimpin yang amanah, adil dan menciptakan kesejahteraan sosial,” ungkapnya.

Prof, Suwito melanjutkan, bahwa agama adalah bagian dari peradaban. “Sumber agama dari Alquran, sunnah dan ijtihad. Kemudian dinternalisasi norma/nilai. Religius berdasarkan tauhid, ta’abbud dan akhlak mulia. Sedangkan aspek humanis itu saling menghormat, empati dan tidak rasis,” ucapnya.

Namun, kata Prof, Suwito, bahwa ada hambatan dalam membangun peradaban religius dan humanis.

“Tidak mau ikutin norma karena kesombongan dalam hati, mereka tahu tapi gak mau mengamalkannya, tahu norma tapi belum diamalkan. Contohnya, motor yang jalan di trotoar, itu manusia yang tidak terbentuknya peradaban yang religius dan humanis. Itu kan untuk pejalan kaki,” jelasnyanya.

Seminar ini juga dihadiri oleh Mas Yayasan Sasmita Jaya dan jajarannya, Rektor, Warek, Kaprodi, ketua LKK, dosen dan seluruh mahasiswa dari seluruh prodi di Pusat, Viktor dan Witana Harja Kampus Universitas Pamulang.

 

Distributor : Deni Darmawan

 

Redaksi
Author: Redaksi

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
x
x