Tangerangsatu.com – Ribuan warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mendatangi Mapolresta Tangerang pada Sabtu (22/3/2025) untuk menuntut keadilan atas kasus penusukan yang menimpa dua anggota mereka, Mas Sunarto dan Mas Karyo.
Mereka mendesak kepolisian segera menangkap para pelaku yang masih buron setelah enam hari kejadian.
Wakil Ketua 1 Bidang Organisasi PSHT Cabang Kabupaten Tangerang, Banjir Supriatna, menjelaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk dukungan kepada korban yang mengalami luka berat akibat serangan di SMKN 9 Kabupaten Tangerang.
“Kami ingin memastikan bahwa pihak kepolisian bekerja semaksimal mungkin untuk menangkap pelaku penusukan saudara kami,” ujar Banjir kepada awak media.
Ia juga mengungkapkan bahwa dalam rapat dengan Kapolres, pihak kepolisian mengakui adanya kendala dalam menangkap pelaku karena mereka terus berpindah-pindah lokasi. Namun, polisi berkomitmen untuk tidak berhenti sampai pelaku tertangkap.
Sementara itu, H. Muhlisin, perwakilan LKBH PSHT, menyebut bahwa Polresta Tangerang telah mengamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor yang digunakan pelaku dalam aksinya.
“Kami menuntut proses hukum yang tegas dan transparan sesuai dengan pasal 170, 351, dan 368 KUHP, serta pasal-pasal terkait lainnya,” tegas Muhlisin.
Pihak PSHT juga meminta kepolisian segera menangkap para pelaku guna mencegah mereka melarikan diri atau mengulangi perbuatannya. Selain itu, mereka mendesak agar ada penyelidikan terhadap ketua dan sekretaris LSM yang diduga terlibat dalam aksi ini, baik sebagai otak intelektual maupun pemberi perintah.
Muhlisin juga menekankan pentingnya peningkatan pengamanan di lingkungan sekolah agar kejadian serupa tidak terulang, mengingat sekolah adalah tempat yang seharusnya aman bagi para siswa.
“Kami memberikan tenggat waktu yang sudah disampaikan ke Kapolres. Jika tuntutan kami diabaikan, maka aksi yang lebih besar akan dilakukan,” tegasnya.
Banjir menambahkan bahwa peristiwa ini bukan sekadar kasus kriminal biasa. Dalam budaya PSHT, jika satu saudara terluka, maka seluruh warga PSHT ikut merasakan hal yang sama.
“Salah satu korban, Mas Karyo, masih dalam kondisi kritis di RS Siloam Karawaci. Ini bukan perkara kecil bagi kami,” ujarnya.
Ia pun menegaskan bahwa jika kepolisian tidak segera menangkap para pelaku, warga PSHT siap menggelar aksi lanjutan dalam skala lebih besar.
“Ini bukan provokasi, tapi panggilan nurani kami untuk menuntut keadilan,” pungkasnya.
Tidak ada komentar