BANDUNG – Dr. Ira Mirawati, M.Si, dosen Universitas Padjajaran (UNPAD), baru-baru ini mengungkapkan bahwa dosen mampu mengidentifikasi skripsi yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan seperti ChatGPT dalam waktu kurang dari lima detik.
Pernyataan ini memberikan peringatan bagi mahasiswa yang menggunakan AI dalam menyusun skripsi, bahwa para dosen dapat dengan mudah membedakan hasil kerja asli dengan yang dihasilkan mesin.
Menurut Dr. Ira, yang juga dikenal melalui konten edukasinya di TikTok, terdapat tiga ciri utama yang memudahkan dosen mengenali tulisan buatan AI. Ciri pertama adalah penggunaan tanda bintang (*).
Saat mahasiswa menyalin teks dari ChatGPT atau program AI serupa, sering kali teks yang harusnya berformat tebal malah diiringi dengan tanda bintang, yang menunjukkan bahwa teks tersebut berasal dari sistem otomatis, bukan dari tulisan asli mahasiswa.
“Ciri kedua,” jelas Dr. Ira, “adalah penggunaan kata-kata yang sering muncul dalam teks AI seperti ‘penting’ dan ‘tentu’. Kata-kata ini menjadi ciri khas AI yang selalu mencoba menyanggupi permintaan pengguna.” Menurutnya, kecenderungan ini adalah tanda khas dari output AI, yang berbeda dengan cara manusia menulis.
Dr. Ira menambahkan bahwa tidak hanya konten skripsi, tetapi juga gaya penulisan serta struktur kalimat buatan AI dapat langsung dikenali dosen yang sudah terbiasa dengan karakteristik karya tulis mahasiswa.
“Dengan pengalaman, dosen bisa mengenali skripsi AI dari hasil pembelajaran dan observasi dalam waktu singkat,” ujarnya.
Dengan semakin canggihnya teknologi AI, dosen dituntut untuk memiliki keterampilan mengenali tanda-tanda ini untuk menjaga keaslian akademik mahasiswa.
Menurut Dr. Ira, upaya untuk menggunakan AI secara sembarangan dalam tugas akademis justru dapat merugikan mahasiswa, karena dosen mampu mengenalinya dengan mudah.
Saran Dr. Ira kepada mahasiswa adalah untuk tetap menulis skripsi secara mandiri, sebab penggunaan AI dalam karya tulis akademik bisa merusak kredibilitas dan proses belajar mahasiswa sendiri.